TANAMAN
ADENIUM
1.
Budidaya
a.
Persiapan Bibit
Bibit diperoleh dengan perbanyakan
secara vegetatif dengan stek, cangkok dan sambung atau secara generatif yaitu
dengan biji
b.
Persiapan
Tempat
Dengan menanam langsung dalam tanah
dengan membuat lubang (30cmx30cmx30cm) atau ditanam dalam pot dengan diameter
pot 40 cm dan kedalaman 20 cm. Bila ditanam langsung ke dalam tanah biarkan
lubang terbuka selama 2 minggu agar hama dan bibit penyakit mati sehingga
mengurangi resiko terkena penyakit atau hama kemudian lubang diurug dengan top
soil dan dicampur pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 Pot yang idela
digunakan berbahan keramik atau gerabah tanah liat. Komposisi media tanam
biasanya menggunakan paasir bangunan : pupuk kandang : sekam padi = 1:1:1 atu
dengan serbuk sabut kelapa : pupuk kandang : pecahan arang = 2:1:1
2.
Pemeliharaan
a.
Lingkungan
Tumbuh Tanaman Adenium
Adenium menyukai suhu panas sedang
seperti di daerah tropis(300C - 350 C). Namun, semakin
panas akan mengakibatkan bunga berumur pendek atau cepat layu. Suhu yang dingin
pada malam hari (di bawah 10 C) akan meyebabkan adenium berhenti tumbuh. Tidak
menyukai banyak air, karena dapat menyebabkan akar tanaman menjadi busuk. Membutuhkan
sinar matahari penuh. Menyukai media porous, tanah yang mudah mengalirkan air.
Tempat tumbuh ideal, tempat terbuka yang memiliki sinar matahari penuh
sepanjang hari. Keadaan tanah, tanah yang cukup unsur hara dengan struktur
porous dengan tingkat pH sekitar 5,5-6,5. Tumbuh baik pada daerah panas hingga
ketinggian 700 mdpl.
Adenium merupakan tanaman yang
berumur panjang. Tanaman ini berasal dari daerah tropis, meski ditemukan di
gurun pasir,dan tidak dapat tumbuh pada keadaan suhu yang sangat dingin,juga
pada suhu yang sangat panas.
b.
Media tanam
Adenium membutuhkan media yang
cukup mengandung udara dan mampu menahan kelembaban agar pertumbuhannya
maksimal. pemilihan media yang tepat
merupakan kebijakan dari masing2 pemelihara yang disesuaikan dengan penyiraman
yang dilakukan. Jika penyiraman sering, maka diperlukan media yang tidak
mengikat air, tapi jika jarang dilakukan penyiraman, maka media yang digunakan
adalah yang cukup mengikat air. Campuran media yang sering digunakan adalah:
=>Cocopeat
(serbuk sabut kelapa)
=>cocochunk (cacahan sabut kelapa),
=>pasir kasar
=>sekam bakar
=>pupuk kandang, pupuk kompos, =kerikil,
=>daun kering, dan lain-lain.
=>cocochunk (cacahan sabut kelapa),
=>pasir kasar
=>sekam bakar
=>pupuk kandang, pupuk kompos, =kerikil,
=>daun kering, dan lain-lain.
c.
Pot atau Wadah
Segala macam pot dapat dipakai. Kita harus hati-hati dengan
pot gerabah ataupun keramik, karena dapat pecah saat bonggol membesar dan tidak
muat dalam pot tersebut. Sebaiknya gunakan pot gerabah atau keramik yang
berdinding tebal sehingga tidak mudah pecah. Pot plastik juga baik karena
ringan dan tidak mudah pecah. Lubang drainase haruslah besar dan banyak
untuk menjamin tidak adanya penyumbatan air yang berakibat fatal. Di bagian
bawah biasanya diberi kain jala untuk mencegah tergerusnya media ke luar dari
pot. Besar pot hendaknya disesuaikan dengan masa pertumbuhan dari adenium
yang ditanam. Pot tidak boleh terlalu besar yang dapat mengakibatkan
percabangan akar yang terlalu banyak. Saat akar/bonggol adenium sudah
tidak muat di suatu pot, maka saatnya untuk memindahkan ke pot yang lebih
besar. Pemindahan ini dapat dilakukan dengan membersihkan media yang lama dan
diganti yang baru, atau jika media lama masih laik maka dapat pula disisakan
dan di sela-sela-nya diisi dengan media yang baru. Saat yang tepat untuk
mengganti pot adalah ketika adenium sedang dalam masa tumbuh aktif. Harus
hati-hati dengan kemungkinan bonggol terlukai sat transplantasi. Bonggol yang
terluka dapat mengakibatkan busuk saat dilakukan penyiraman. Jika bonggol
ternyata terluka, jangan sirami selama sekitar seminggu agar luka-nya sembuh
terlebih dahulu.
d.
Pengairan atau Penyiraman
Cara melakukan penyiraman adalah dengan menyemprot ataupun
mengucurkannya langsung ke media. Jika dipilih cara semprot, maka harus
hati-hati karena air seringkali tidak cukup membasahi media. Lakukan penyiraman
sampai ada air yang mengalir keluar dari dasar pot, tapi perhatikan lubang
bawah pot, jangan sampai air mengendap sehingga menuebabkan akar tanaman
membusuk
e.
Pemupukan
Pemupukan yang berlebihan akan menyebabkan tanaman adenium
akan mati. Untuk yang tidak suka repot, cukup tambahkan pupuk kandang yang
merupakan slow release fertilizer, sehingga tak akan membunuh adenium. Pupuk
kimia biasa seperti urea, KCL, TSP dapat pula digunakan, namun dosisnya harus
sangat diperhatikan. Biasanya pupuk kimia ini dilarutkan dalam air siraman agar
penyerapan jadi merata dan optimal.
f.
Pemangkasan
Adenium yang batangnya sudah terlalu panjang haruslah
dipangkas. Tak perlu takut tanaman akan mati jika tanpa daun, karena adenium
sudah punya cadangan makanan di bonggolnya untuk dapat bertahan hidup.
Pemangkasan ini berguna untuk menyegarkan kembali agar tampak lebih indah. Agar
adenium bercabang lebih dari satu, maka pemangkasan dilakukan saat adenium
sedang tumbuh (bukan masa dorman). Jika waktunya salah, maka adenium tidak akan
bercabang banyak, melainkan hanya tumbuh satu tunas saja. Setelah beberapa
minggu tunas baru akan muncul, jadi haruslah sabar dan jangan terlalu banyak
menyirami.
Pemangkasan ini juga berfungsi memacu pembungaan yang
banyak. Biasanya, bunga yang banyak akan tumbuh setelah 3 bulan sebelumnya
dipangkas dan diberi stressing pada pembungaan.
g.
Menyelamatkan
Akar Membusuk
Jika daun tiba-tiba banyak yang menguning dan rontok,
bisa-bisa ini tanda-nya akar membusuk. Adenium yang begini harus segera
diselamatkan agar tidak mati. Sebab akar membusuk adalah penyerapan air yang
terlalu banyak dan penyerapan air yang bukan melalui jalurnya yaitu melalui
luka.
Cara mencegah agar tidak membusuk karena masalah penyerapan
air antara lain adalah:
- Gunakan media yang porous.
- Lubang drainase harus lancar.
- Jika adenium sedang bukan dalam masa tumbuh aktif, maka media harus dibiarkan sedikit mengering sebelum dilakukan penyiraman berikutnya.
Catatan: seringnya menyirami tergantung berbagai faktor
seperti: adenium sedang aktif tumbuh atau tidak, umur adenium, besar adenium,
daya dari media untuk menahan air, dan besarnya pot. Jadi, adenium dapat
disirami tiap hari, dua hari sekali, tiga hari sekali, berbeda-beda menurut
kebutuhan dari masing-masing tanaman.
Cara mencegah busuk karena luka:
- Hati-hati saat melakukan transplantasi, jangan sampai melukai akar.
- Sterilkan alat untuk melakukan training akar.
- Lakukan transplantasi ataupun training hanya saat adenium sedang aktif tumbuh.
- Jika ada luka pada akar (sengaja ataupun tidak) biarkan luka mengering sebelum ditanam dan baru disiram setelah ada tanda-tanda pertumbuhan (sekitar 1 minggu).
Jika adenium kita terlanjur menunjukkan tanda-tanda
membusuk, maka segera cabut dari pot-nya. Cuci bersih lalu buang bagian yang
busuk menggunakan pisau steril. Jangan ragu-ragu untuk membuang bagian yang
busuk, sedikit saja tersisa, dapat membuat busuk menjalar. Olesi luka dengan
fungisida dan biarkan luka mengering. Lama-nya luka mengering berbeda-beda
menurut keadaan luka (bisa beberapa hari sampai berapa puluh hari). Jika
ternyata luka tidak mengering, malah basah, artinya ada sedikit busuk yang
masih tertinggal dan menjalar. Tega-lah memotong akar yang busuk sampai tidak
ada sedikitpun tersisa atau busuk kembali muncul. Setelah luka benar benar
kering, maka adenium siap ditanam kembali..
3.
Perbanyakan
a.
Biji
Perkembangbiakan dari biji merupakan
cara untuk mendapatkan jenis-jenis adenium baru. Adenium dari biji menunjukkan
bonggol yang membesar, tidak seperti perbanyakan cara vegetatif
b.
Sambung
Cara yang paling banyak dipakai
untuk memperbanyak adenium hibrida adalah dengan cara sambung/grafting. Batang
bawah berasal dari biji yang bonggolnya bagus dengan batang atas dari jenis
hibrida yang dikehendaki. Setelah beberapa waktu, bekas sambungan akan
menghilang dan jadilah tanaman baru yang bagus.
Batang bawah biasa dipilih yang
berumur 9-12 bulan, namun batang bawah yang lebih besar juga bisa dipakai
dengan menyambung di setiap cabangnya. Kandungan energi di bonggol akan memberi
pertumbuhan yang baik dan sehat bagi batang atas sehingga cara sambung ini
mempunyai tingkat kesuksesan tinggi.
Sambungan model v adalah yang paling
sering dipakai karena memiliki tingkat keberhasilan yang paling tinggi, meski
bisa juga dilakukan dengan model rata. Dibutuhkan waktu 10 sampai 30 hari
agar sambungan menyatu. Jangan lupa melepas tali sambungan agar tidak menganggu
penyerapan makanan ke batang atas. Setelah beberapa saat, cabang baru dapat
muncul dari batang bawah, cabang ini sebaiknya dipangkas agar tidak mengganggu.
c.
Stek
Cara ini sering digunakan karena
kemudahannya. Namun tingkat keberhasilan tumbuhnya kecil karena mudahnya
terjadi pembusukan. Dengan cara ini sulit didapat bonggol yang bagus,
membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyamai besar bonggol adenium yang
berasal dari biji. Dahulu cara ini yang biasa dilakukan untuk memperbanyak
kamboja jepang (adenium varietas “ Singapore ”) yang notabene mandul. Cara ini
masih dilakukan untuk varietas-varietas yang murah. Namun untuk jenis hibrida
sepertinya cara ini hanya dilakukan saat terpaksa saja, yaitu dimana tidak ada
batang bawah yang bagus padahal ada batang atas yang terlanjur dipotong.
Cara-nya sederhana saja, potongan batang yang akan di-stek dipangkas daunnya.
Setelah itu oleskan zat perangsang akar pada bekas potongan. Setelah satu malam
diangin-anginkan baru ditancapkan pada media tanam. Biarkan media sedikit
lembab, tidak basah, tidak pula kering. Setelah beberapa lama akar akan muncul
diikuti dengan tumbuhnya tunas.
d.
Cangkok
Mencangkok dilakukan untuk
mengurangi kegagalan yang biasa terjadi dengan cara stek. Dengan mencangkok,
akar akan tumbuh lebih dulu baru ditanam, sehingga tanaman dapat langsung
menyerap unsur hara dari tanah. Namun diperlukan tenaga ekstra untuk melakukan
pencangkokan, sehingga cara ini jarang dipakai. Pertamakali harus dipilih
batang yang sudah cukup tua, ditandai dengan batang yang berwarna coklat, bukan
hijau. Dipilih batang yang tua karena batang yang muda sangat rentan patah dan
sukar untuk dikupas kulitnya secara benar. Hal ini terjadi karena batangnya
yang masih lunak dan sulit dicari letak kambiumnya sehingga pengupasan kulit
bisa tanpa sengaja terlalu dalam. Cara mencangkok seperti mencangkok
tanaman berkambium pada umumnya. Kulit dikupas melingkar batang sampai terlihat
kambiumnya, kambium tersebut lalu dihilangkan dengan cara dikerok sampai
kambiumnya tidak bersisa. Kemudian bekas kupasan itu ditutup dengan media
tanam. Media tersebut harus selalu lembab untuk memastikan akar akan tumbuh.
Setelah 2 bulan maka akan tumbuh akar yang cukup sehingga cangkokan siap dipindah
menjadi tanaman tersendiri.
Comments
Post a Comment