Skip to main content

BIAYA DAN KEPUTUSAN KELUARAN DALAM JANGKA PANJANG



BIAYA DAN KEPUTUSAN KELUARAN DALAM JANGKA PANJANG

MAKALAH TUGAS
MATA KULIAH EKONOMI MIKRO

DOSEN PENGAMPU
Wachdiono SP.,MM.,MP


Oleh :
MASLIKHA
(112120043)







PROGRAM STUDYAGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI






KATAPENGANTAR


Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan resume ini dengan baik.Selesainya resume ini, tentunya tidak lepas dari bimbingan dosen Bapak Wachdijono, SP., MM., MP yang telah membimbing penyusun, serta kerjasama teman, kemajuan internet dan buku-buku ekonomi mikro yang sangat membantu kami untuk mencari bahan-bahan kuliah.Semoga resume ini memberikan ilmu yang bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya para penulis. Terima Kasih.                                  



Cirebon, 25 Juni 2013

Penulis



DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................
1.1    Latar Belakang.................................................................................
1.2    Tujuan...............................................................................................
1.3    Rumusan Masalah............................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
2.1  Perilaku Perusahaan yang Memaksimalkan Laba.............................
2.2  Perilaku Persusaaan yang Memaksimalkan Laba.............................
2.2.1  Laba dan Biaya Ekonomi.......................................................
2.2.2  Keputusan Jangka Pendej Versus jagka Panjang...................
2.2.3  Haraga Pasar Keluaran, Teknologi yang Tersedia,
dan Harga Masukan................................................................
2.3  Proses Produksi................................................................................
2.4  Fungsi Produksi: Produk Total, Produk Marjinal,
dan Produk Rata-rata.......................................................................
2.4.1  Fungsi Produksi dengan Dua Faktor Produksi Variabel........
2.5Pilihan Teknologi................................................................................
2.6  Kondisi Jangka Panjang dan Arah Jangka Panjang.........................
2.6.1  Memaksimalkan Laba.............................................................
2.6.2  Meminimalkan Kerugian........................................................
2.7  Ekonomi dan Disekonomi Eksternal Serta Kurva Panawaran
Indsutri Jangka Panjang...................................................................
2.7.1  Kurva Penawaran Industri Jangka Panja................................
2.8  Skala Ekonomi dan Skala Disekonomi............................................
2.9  Penyesuaian Jangka Pendek terhadap Kondisi Jangka Pendek.......
2.10 Pasar tenaga Kerja dan Pasar Lahan...............................................
2.10.1  Konsep-konsep Dasar...........................................................
2.10.2  Pasar Tenaga Kerja...............................................................
2.11Mekanisme Penyesuaian Jangka Panjang;
Investasi Mengalir Ke arah Peluang Laba.....................................
2.12  Pasar Keluaran; Kata Akhir............................................................
2.13  Kurava Penawaran Industri Jangka Pende.....................................
2.14  Arah Jangka Panjang; Tinjauan Ulang...........................................
2.15  Penyesuaian jangka Panjang Terhadap Kondisi Jangka Pendek....
2.16  Laba Jangka Pendek: Pengembangan Usaha Menuju
Ekulibrium.....................................................................................
2.17  Hasil yang Konstan saat Skala Bertambah.....................................
 






BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Dalam bab ini, kita beralih dari jangka pendek ke jangka panjang. Kondisi yang dialami  perusahaan dalam jangka pendek (apakah mereka menghasilkan laba? Apakah mereka menanggung rugi?) menentukan apa yang terjadi dalam jangka panjang. Ingatlah bahwa keputusan-keputusan keluaran (penawaran) dalam jangka panjang itu tidak bigitu mengalami kendala dibandingkan jangka pendek
Jangka panjang mempuyai implikasi penting terhadap kurva-kurva biaya sebagaimana telah kita lihat, dalam jangka pendek faktor produksi tetap pada akhirnya menyebabkan biaya marjinal naik mengikuti kenaikan. Namun, itu tidak terjadi dalam jangka panjang. Karena skalanya tidak tetap, bentuk-bentuk kurva biaya menjadi lebih komplek dan lebih sulit digenerasi. Bentuk kurva biaya jangka panjang mempunyai implikasi penting terhadap kecendrungan cara struktur industri berkembang sepanjang waktu.
1.2.       Tujuan
1.      Mempelajari perilaku pelaku ekonomi.
2.      Mengetahui Kurva permintaan dan penawaran.
3.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga pasar.
1.3.       Rumusan Masalah
1.        Apa saja yang faktor-faktor mempengaruhi permintaan?
2.        Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga pasar?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Perilaku Perusahaan yang Memaksimalkan Laba
 
 

GAMBAR 7.1
Poduksi adalah proses menggabungkan masukan dan mengubahnya menjadi keluaran. Perusahaan-perusahaan berbeda-beda ukuran dan organisasi internalnya, tetapi semuanya mengambil masukan-masukan dan mengubahnya menjadi segala sesuatu yang ada permintaannya. Misalnya, seorang akuntan mandiri menggabungkan tenaga, kertas, jasa telepon, waktu pengetahuan dan sebuah komputer pribadi untuk memberikan bantuan kepada para pembayar pajak yang kebingungan. Pabrik mobil menggunakan baja, tenaga, plastik, listrik, mesin-mesin dan sejumlah masukan lain yang tidak terbilang banyaknya untuk menghasilkan mobil. Akan tetpi, sebelum kita mengawali pembahasan kita tentang proses produksi itu, kita perlu mengklarifikasi beberapa asumsi yang mendasari analisis kita.
Produksi itu tidak hanya dilakukan di perusahaan. Meskipun pembahasan-pembahasan kita dalam beberapa bab berikaut memusatkan perhatian pada perusahaan bisnis yang mencari laba, perlulah dipahami bahwa produksi dan kegiatan yang produktif tidak hanya dilakukan di perusahaan bisnis swasta. Rumah tangga juga terlibat dalam proses transformasi produktif (tenaga, modal, energi, sumber-sumber alam dan lain-lain) menjadi barang-barang yang berguna. Ketika saya bekerja dikebun, saya  menggabungkan lahan, tenaga, pupuk, bibit, dan peralatan (modal) menjadi sayur-mayur yang saya makan serta bunga-bunga yang saya nikmati. Pemerintah juga menggabungkan lahan, tenaga kerja dan modal untuk mengasilkan jasa publikyang ada permintaannya: pertahanan nasional, perlindungan polisi, serta perlindungan kebakaran, dan pendidikan, serta masih banyak lagi.
Perusahaan adalah organisasi yang didirikan ketika seseorang atau sekelompok  orang memutuskan untuk mengasilkan barang atau jasa guna memenuhi permintaan yang dilihatnya. Kebanyakan perusahaan muncul dalam rangka mengasilkan laba.
Persaingan sempurna adalah struktur industri yang berdiri dari banyak perusahaan yang masing-masing relatif kecil dibandingkan industri itu, yang mengasilkan praktis produk yang identik dan dalam struktur itu tidak ada perusahaan cukup besar sehingga dapat memiliki kendali apapun atas harga. Dalam industri persaingan sempurna, persaingan baru dapat bebeas masuk dan keluar pasar itu.
Produk-produk homogen adalah produk-produk yang tidak diferensiasi: produk-produk identik, atau yang tidak dapat di bedakan satu sama lain.
Asumsi-asumsi itu membatasi keputusan-keputusan yang terbuka bagi perusahaan-perusahaan yang bersaing dan menyederhanakan analisis perilaku persaingan. Perusahaan-perusahaan dalam industri persaingan sempurna tidak membedakan (mendifferensiasikan) produk-produk mereka, mereka pun tidak membuat keputusan-keputusan tentang harga. Sebaliknya, masing-masing perusahaan mengambil yang ada. Artinya, harga yang di tentukan dipasar oleh hukum-hukum penawaran dan permintaan. Dan hanya memutuskan berapa yang akan diproduksi dan bagaimana memproduksinya.
Dalam persaingan sempurna kita juga mengasumsikan kemudahan masuk ke industri. Bahwa perusahaan-perusahaan dengan mudahnya masuk dan keluar industri itu. Apabila perusahaan-perusahaan dalam suatu industri mendapatkan laba tinggi, maka perusahaan-perusahaan baru cenderung bermunculan. Tidak ada penghalang yang mencegah perusahaan baru untuk bersaing. Restoran makan siap saji cepat berkembang ketika dibuka pusat belanja baru, dan tempat stasiun pengisian bahan bakar baru bermunculan ketika dibangun perumahan atau jalan raya baru.
Kita juga mengasumsikan mudah keluar. Ketika sebuah perusahaan mengalami kerugian atau mendapat labah rendah, satu-satunya pilihan adalah gulung tikar atau keluar dari industri tersebut. Setiap orang mengenal sebuah restoran favorit yang gulung tikar. Perubahan biaya produksi, turunnya harga karena persaingan internasional atau regional, dan perusahaan teknologi semuanya dapat mengubah laba perusahaan menjadi kerugian dan kegagalan.
 

  

GAMBAR 7.2
Permintaan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan  dipasar persaingan  sempurna.
Jika sebuah perusahaan yang kita jadikan contoh disebuah pasar persaingan sempurna menaikan harga keluarannya di atas $2,45 kuantitas keluaran perusahaan tersebut akan turun hingga nol. Masing-masing perusahan menghadapi kurva permintaan yang sangat elastis. d.
2.1         Perilaku Persusaaan yang Memaksimalkan Laba
Semua perusahaan harus membuat sejumlah keputusan dasar yang mencapai apa yang kita andaikan sebagai sasaran utama mereka laba maksimum.

 

Mengubah teknologi produksi akan mengubah hubungan antara jumlah masukan dan jumlah keluaran. Sebuah perkebunan apel yang menggunakan peralatan mahal untuk menaikan para pemetik ke pohon-pohon itu akan memanen lebih banyak buah dengan lebih sedikit pekerja dalam periode waktu tertentu dibandingkan kebun yang para pemetiknya menggunakan tangga biasa. Mungkin pula bahwa dua teknologi yang berbeda dapat menghasilkan kuantitas keluaran yang sama. Misalnya, sebuah pabrik tekstil yang terkomputerisasi seluruhnya dengan hanya beberapa pekerja yang menjalankan mesin-mesin boleh jadi memproduksi jumlah switer yang sama dengan jumlah produksi pabrik tanpa mesin canggih tetapi banyak pekerjanya. Perusahaan yang memaksimalkan laba memilih teknologi yang meminimalkan biaya bagi suatu tingkat keluaran  tertentu.
2.1.1   Laba dan Biaya Ekonomi
Laba adalah selisih antara penerimaan total dan biaya total
1.      Laba = penerimaan total – biaya total
2.      Penerimaan total adalah jumlah yang diterima dari penjualan produk (q x p)
3.      Biaya total adalah jumlah dari: biaya-biaya yang keluar dari kantong, tingkat pengembalian modal yang wajar, dan biaya peluang masing-masing faktor produksi
4.      Tingkat pengembalian modal yang wajar. Apabila seseorang memutuskan untuk mulai berusaha, ia harus memasukan sumber-sumber keperusahaan. Untuk mengoperasikan perusahaan manufaktur, anda membutuhkan, pabrik dan peralatan.
5.      Tingkat pengembalian modal yang normal adalah tingkat pengembalian atas modal yang sekedar cukup untuk membuat para pemilik dan investor merasa puas. Bagi perusahan-perusahaan yang relatif tanpa resiko, angka itu seharusnya hampir sama dengan tingkat suku bunga atas obligasi pemerintah yang bebas resiko.
6.      Tingkat pengembalian normal dianggap sebagai biaya total sebuah bisnis. Menambahkan tingkat pengembalian modal yang normal kebiaya total mempunyai makna penting: apabila perusahaan menghasilkan pas sama dengan tingkat pengembalian yang normal, perusahaan itu mendapatkan laba nol menurut definisi kita, apabila tingkat laba itu positif, menghasilkan permintaan tingkat pengembalian modal diatas normal.
7.      Biaya peluang dari masukan. Biaya total mencakup biaya peluang semua masukan, bukan hanya biaya-biaya yang keluar dari kantong.
2.1.2   Keputusan Jangka Pendej Versus jagka Panjang
Keputusan yang diambil perusahaan. Berapa yang akan diproduksi, bagaimana memproduksinya, dan masukan-masukan apa yang diminta. Semuanya memperhitungkan waktu. Apabila perusahaan memutuskan bahwa dia ingin melipatgandakan atau melipattigakan keluarannya, perusahaan itu mungkin membutuhkan perusahaan itu mungkin membutuhkan waktu untuk menyusun pembiayaan, menyewa arsitek dan kontraktor dan membangun pabrik baru. Merencanakan perluasan besar-besaran dapat membutuhkan waktu bertahun-tahun. Dalam kurun waktu, perusahaan tersebut harus memutuskan berapa akan diproduksi dalam kendala pabrik yang telah ada.
Untuk membuat dan melaksanakan keputusan-keputusan itu dibutuhkan waktu yaitu jangka pendek dan jangka panjang.
Jangka pendek adalah periode waktu yang memenuhi dua syarat: perusahaan itu beroperasi dengan skala produksi yang tetap (faktor produksi tetap), dan perusahaan-perusahaan tidak dapat masuk ataupun keluar dari suatu industri.
Jangka panjang adalah jangka waktu yang dalam waktu itu tidak ada faktor-faktor produksi yang tetap. Perusahaan dapat menaikan atau menurunkan skala operasi, dan perusahaan baru dapat masuk keindustri itu sedangkan perusahaan yang ada dapat keluar dari industri tersebut.


Comments

Popular posts from this blog

PERENCANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( BAB 1-6)

PERENCANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT   TUGAS RESUME MATA KULIAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DOSEN PENGAMPU Dr. ACHMAD FAQIH., Ir., MM Oleh : Maslikha 112120041 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2016   KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat dan hidyah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas resume ini . Tujuan penyusunan tugas resume ini adalah untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemberdayaan Masyarakat di Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon. Ucapan terima kasih penyusun ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan tugas praktikum ini, Penyusun menyadari bahwa penyusunan tugas resume ini jauh dari kata sempurna baik dari segi isi maupun sistematika penyusunannya. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sa

KEBERHASILAN KOMUNIKASI BISNIS

II. PENGERTIAN KOMUNIKASI 2.1   Pengertian Komunikasi Secara epistemologis, istilah kata komunikasi berasal dari bahasa latin, yakni communication dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Jika diartikan secara sederhana, berarti komunikasi adalah sebuah proses yang bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna dan pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut. Menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya dengan bernafas, jadi sepanjang manusia ingin hidup, maka ia perlu berkomunikasi (Cangara, 2003). Wilbur Schramm menyatakan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan karena kedua aspek itu saling melengkapi dalam pelaksanaannya. Sedangkan Harold Lasswell juga mengatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “siapa-berkata apa-melalui saluran apa-kepada siapa-dengan

BARANG - BARANG INDONESIA YANG DIEKSPOR KE LUAR NEGERI

(Geografi Industri) Pengertian/ Definisi Ekspor dan Impor Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor , sedangkan kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain disebut impor , kegiatan demikian itu akan menghasilkan devisa bagi negara. Devisa merupakan masuknya uang asing kenegara kita dapat digunakan untuk membayar pembelian atas impor dan jasa dari luar negeri. Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Produk impor merupakan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan atau negara yang sudah dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan rakyat. Keuntungan Ekspor Keuntungan ekspor antara lain adalah : 1). Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia   Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Contohnya batik Indonesia yang mulai dikenal di dunia, jika permintaan batik di luar negeri meningkat maka produsen batik di indonesia akan semakin luas pemasaranya. Dengan demikian