Skip to main content

BIAYA DAN KEPUTUSAN KELUARAN DALAM JANGKA PANJANG (Lanjutan 4)



2.10        Pasar tenaga Kerja dan Pasar Lahan


2.10.1        Konsep-konsep Dasar
1.      Permintaan masukan: Permintaan turunan perusahaan tidak memperolah laba jika ada permintaan akan produknya. Rumah tangga harus bersedia membayar keluaran perusahaa itu.
2.      Masukan-masukan: komplementer (saling Melengkapi) dan Substitusi (saling menggantikan) masukan-masukan dapat bersifat komplementer atau substitusi.
3.      Hasil yang menurun, ingatlah bahwa jangka pendek adalah periode yang pada periode itu sejumlah faktor produksi tetap membatasi kapasitas  perusahaan untuk mengembangkan usaha.
4.      Produk penerimaan marjinal produk penerimaan marjinal (MRP) sebua masukan variabel adalah penerimaan yang di peroleh perusahaan karena memeperkerjakan satu unit masukan itu lagi.
1.6.2        Pasar Tenaga Kerja
Permintaan masukan tergantung pada produk penerimaan marjinal masukan tersebut besera biaya per unit, atau harganya. Harga tenaga kerja, misalnya adalah upah yang ditentukan di pasar tenaga kerja tersebut.
Perusahaan yang memaksimalkan laba akan menambah input dalam kasus tenaga kerja, perusahaan itu akan memperkerjakan pekerja sepanjang produk penerimaan marjinal masukan tersebut melampaui harga pasarnya.
2.11         Mekanisme Penyesuaian Jangka Panjang; Investasi Mengalir Ke arah Peluang Laba
Ide sentral pembahasan kita mengenai masuk keindustri, keluar dari industri, pengembangan dan penciutan usaha adalah: dipasar yang efisien, modal investasi mengalir kearah peluang laba. Proses yang sesungguhnya adalah kompleks dan berbeda dari industri ke industri.
Dalam praktek, masuk dan keluarnya perusahaan sebagai tanggapan terhadap peluang laba lazimnya melibatkan pasar modal keuangan. Dipasar modal, orang terus menerus mencari laba. Bila perusahaan dalam industri tertentu berkinerja baik, modal cenderung mengalir keindustri tersebut dalam berbagai bentuk. Para wirausahawan mendirikan perusahaan baru, dan perusahaan memproduksi berbagai produk yang sama sekali berbeda mungkin ikut bersaing untuk menerobos masuk kepasar-pasar baru.
Investasi, dalam bentuk perusahaan baru dan perusahaan lama yang dikembangkan usahanya, lama kelamaan akan cenderung menyukai industri-industri yang memberikan laba. Dan, lama kelamaan, industri-industri yang perusahaannya mengalami kerugian, lambat laun akan menciut usahanya akibat diinvestasi.


2.12         Pasar Keluaran; Kata Akhir
Kita mengetahui bahwa permintaan rumah tangga itu dibatasi oleh penerimaan, kekayaan dan harga, dan bahwa penerimaan itu (sekurang-kurangnya sebagian) ditentukan oleh pilihan-pilihan yang dibuat oleh rumah tangga. sekali berbeda mungkin ikut bersaing untuk menerobos masuk kepasar-pasar baru.Investasi, dalam bentuk perusahaan baru dan perusahaan lama yang dikembangkan usahanya, lama kelamaan akan cenderung menyukai industri-industri yang memberikan laba. Dan, lama kelamaan, industri-industri yang perusahaannya mengalami kerugian, lambat laun akan menciut usahanya akibat diinvestasi.
GAMBAR 9.3
Kurva penawaran jangka pendek perusahaan yang bersaing secara sempurna pada harga-harga di bawah biaya variabel rata-rata, akan lebih menguntungkan jika perusahaan menutup usaha dari pada terus beroperasi. Oleh karena itu, kurva penawaran jangka pendek perusahaan yang bersaing adalah bagian kurva biaya marjinal yang terletak diatas kurva biaya variabel rata-rata.
Sekarang kita dapat memberikan batasan terhadap peryataan kita terdahulu bahwa kurva biaya marjinal, perusahaan yang bersaing secara sempurna sesungguhnya adalah kurva penawaran jangka pendek perusahaan tersebut. Ingatlah bahwa perusahaan yang bersaing secara sempurna dan yang memaksimalkan laba akan berproduksi sampai ke titik P = MC. Namun sebagaimana yang baru saja kita lihat, perusahaan akan menutup usaha apabila P lebih rendah dari pada titik minimum kurva AVC. Juga ingatlah kurva biaya marjinal itu memotong AVC. Oleh karena itu kesimpulannya adalah:
“kurva penawaran jangka pendek perusahaan yang bersaing adalah bagian kurva biaya marjinal yang terletak diatas kurva biaya variabel rata-ratanya (gambar 9.3)
2.13         Kurava Penawaran Industri Jangka Pendek
Penawaran dalam industri yang bersaing sama dengan jumlah dari kuantitas yang ditawarkan oleh masing-masing perusahaan di industri tersebut pada setiap tingkat harga. Kurva penawaran industri jangka pendek adalah jumlah dari kurva penawaran masing-masing perusahaan. Yakni, kurva-kurva biaya marjinal (diatas AVC) semua perusahaan dalam industri itu. Karena kuantitas ditambahkan (yakni karena kita menemukan kuantitas total yang ditawarkan keindustri tersebut pada tiap-tiap tingkat harga), kurvanya ditambahkan secara horizontal.

 
GAMBAR 9.4
Kurva penawaran industri dalam jangka pendek adalah jumlah horizontal kurva-kurva biaya marjinal (diatas AVC) semua perusahaan di semua industri.
Apabila hanya ada tiga perusahaan dalam industri itu, kurva penawaran industri tersebut adalah jumlah semua produk yang ditawarkan oleh ketiga perusahaan tersebut pada tiap-tiap harga. Misalnya, pada $6, perusahaan 1 menawarkan 100 unit, perusahaan 2 menawarkan 200 unit, dan perusahaan 3 menawarkan 150unit, sehingga penawaran total sebanyak 450 unit.
Dalam jangka panjang, kenaikan atau penurunan jumlah perusahaan dan oleh karenanya, kenaikan atau penurunan jumlah kurva penawaran masing-masing perusahaan akan menggeser kurva penawaran seluruh industri itu. Andai kata perusahaan baru memasuki industri itu, kurva penawaran industri tersebut bergeser kekanan; apabila perusahaan keluar dari industri itu, kurva penawaran industri tersebut bergeser kekiri.
2.14         Arah Jangka Panjang; Tinjauan Ulang
Tabel 9.4 meringkas berbagai keadaan yang dihadapi oleh perusahaan yang bersaing secara sempurna sewaktu mereka membuat perencanaan jangka panjang. Perusahaan yang mencari laba akan memproduksi sampai titik yang pada titik itu laba dan biaya marjinal sama dalam jangka pendek. Jika ada laba positif, maka dalam jangka panjang ada dorongan terhadap perusahaan untuk memperluas skala pabrik mereka dan intensif bagi perusahaan baru untuk memasuki industri tersebut.
Perusahaan yang menderita rugi hanya mau berproduksi jika penerimaan cukup untuk menutup biaya variabel. Apabila perusahaan dapat memperoleh laba operasi, perusahaan dapat mengurangi kerugian yang mungkin akan dideritanya apabila menutup usaha.






GAMBAR 9.6
Perusahaan yang memperlihatkan skala ekonomi maupun skala disekonomi.
Skala ekonomi mendorong biaya perusahaan itu ke bawah ke q*. Atas q*, perusahaan itu mengalami skala disekonomi; q* adalah tingkat produksi yang biaya rata-ratanya terendah, karena menggunakan skala yang optimal.
Semua kurva biaya rata-rata jangka pendek berbentuk U, karena kita mengasumsikan skala pabrik yang tetap membatasi produksi dan mendorong biaya marjinal ke atas sebagai akibat dari hasil yang menurun. Dalam jangka panjang, kita tidak dapat membuat asumsi semacam itu; melainkan kita mengasumsikan bahwa skala pabrik dapat di ubah.
Dengan demikian, perusahaan yang sama dapat menghadapi hasil yang menurun konsep jangka pendek tetapi masih memiliki  kurva biaya jangka panjang yang memperlihatkan skala ekonomi.
Perlu dicatat bahwa efisiensi ekonomis memerlukan pemanfaatan skala ekonomi (jika ada) dan menghiindari skala disekonomi. Skala pabrik yang optimal adalah skala yang meminimalkan biaya rata-rata. Sungguh, sebagaimana yang akan kita lihat nanti, persaingan memaksa perusahaan menggunakan skala optimal itu.
2.15        Penyesuaian jangka Panjang Terhadap Kondisi Jangka Pendek
Perusahaan dapat beroperasi dengan mendapatkan laba atau mengalami kerugian ekonomi; perusahaan dapat pula menutup usaha atau berproduksi. Industri tertentu tidak berada dalam ekuilirium jika perusahaan terdorong untuk masuk atau keluar dalam jangka panjang. Dengan demikian, apabila perusahaan mendapatkan laba ekonomis (laba di atas normal) atau mengalami kerugian ekonomis (laba di bawah normal atau negatif), industri itu tidak berada dalam ekuilibrium, dan perusahaan akan mengubah perilaku mereka. Apa yang mungkin mereka lakukan sangat tergantung pada biaya jangka panjang. Itulah sebabnya mengapa kita telah menggunakan cukup banyak waktu untuk membahas skala ekonomi dan skala disekonomi.
Sekarang kita dapat menyatukan kedua ide tersebut dan membahas penyesuaian jangka panjang sebenarnya yang kemungkinan akan terjadi sebagai tanggapan terhadap keuntungan maupun kerugian jangka pendek.


 


GAMBAR 9.7


Comments

Popular posts from this blog

PERENCANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( BAB 1-6)

PERENCANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT   TUGAS RESUME MATA KULIAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DOSEN PENGAMPU Dr. ACHMAD FAQIH., Ir., MM Oleh : Maslikha 112120041 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2016   KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat dan hidyah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas resume ini . Tujuan penyusunan tugas resume ini adalah untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemberdayaan Masyarakat di Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon. Ucapan terima kasih penyusun ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan tugas praktikum ini, Penyusun menyadari bahwa penyusunan tugas resume ini jauh dari kata sempurna baik dari segi isi maupun sistematika penyusunannya. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sa

KEBERHASILAN KOMUNIKASI BISNIS

II. PENGERTIAN KOMUNIKASI 2.1   Pengertian Komunikasi Secara epistemologis, istilah kata komunikasi berasal dari bahasa latin, yakni communication dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Jika diartikan secara sederhana, berarti komunikasi adalah sebuah proses yang bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna dan pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut. Menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya dengan bernafas, jadi sepanjang manusia ingin hidup, maka ia perlu berkomunikasi (Cangara, 2003). Wilbur Schramm menyatakan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan karena kedua aspek itu saling melengkapi dalam pelaksanaannya. Sedangkan Harold Lasswell juga mengatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “siapa-berkata apa-melalui saluran apa-kepada siapa-dengan

BARANG - BARANG INDONESIA YANG DIEKSPOR KE LUAR NEGERI

(Geografi Industri) Pengertian/ Definisi Ekspor dan Impor Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor , sedangkan kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain disebut impor , kegiatan demikian itu akan menghasilkan devisa bagi negara. Devisa merupakan masuknya uang asing kenegara kita dapat digunakan untuk membayar pembelian atas impor dan jasa dari luar negeri. Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Produk impor merupakan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan atau negara yang sudah dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan rakyat. Keuntungan Ekspor Keuntungan ekspor antara lain adalah : 1). Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia   Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Contohnya batik Indonesia yang mulai dikenal di dunia, jika permintaan batik di luar negeri meningkat maka produsen batik di indonesia akan semakin luas pemasaranya. Dengan demikian